Setelah menempuh perjalanan jauh dari Bandara Cengkareng Jakarta
Indonesia, kami transit melalui Bandara Internasional Dubai, kurang lebih 21
jam total perjalanan dari CGK-DBX dan DBX-CMN, kami transit di DBX selama 3jam,
DBX adalah home base dari maskapai Emirates, pesawat Airbus A330 “Emirates”
yang kami tumpangi mendarat siang hari di Bandara Mohammed - V Cassablanca – Marocco.
Karena acara registrasi yang sudah mau tutup sore harinya, kami segera cari
alamat tempat kami kursus tentang "Aerodrome Certification", setelah pemeriksaan imigrasi dan custom di bandara yang begitu cepat dan ringkas,
kami langsung menuju train station yang berada dalam areal terminal CMN lalu
langsung naik kereta ke pusat kota Cassablanca, ternyata setelah kami sampai
hanya berkeliling kota beberapa jam kami balik lagi ke airport karena ternyata kami
akan ditempatkan di Hotel Atlas Airport.
Foto-1 ; Tampak depan "Atlas Aeroport Hotel"
Foto-1 ; Tampak depan "Atlas Aeroport Hotel"
Foto-2 : Tampak depan Bandara Mohammed - V
Bandara Mohammed Hasan V Cassablanca, tidak terlalu besar tapi cukup
ramai, namun yang saya perhatikan adalah lahan untuk pengembangan bandaranya
sangat luas, karena setelah kami lama keluar dari terminal bandara (menggunakan
taxi) baru kami lihat perumahan umum yang modelnya tidak berbeda dengan
negara-negara arab lainnya (rumah yang berjendela kecil berbentuk kotak yang
bertingkat 3 atau 4 dengan pola yang sangat padat), Terminal bandara antara Domestik dan
Internasional hampir bersambung dan tidak terpisah jauh, namun Terminal khusus
untuk keluarga raja dan VIP terpisah cukup jauh dan bermodel Istana yang berada
di tengah-tengah dengan akses jalan yang khusus. Kami sempat mencoba naik taxi
gelap tanpa argometer, system tariff tawar menawar, kami naik saja setelah kami
rasa tidak terlalu mahal, biar mahal juga masih pantas karena mereka
menggunakan taxi Mercedes Benz yang sedikit berdebu. Sebagian US Dollar yang kami
bawa sudah ditukarkan dengan Dirham, biar kami lebih mudah berbelanja.
Foto-3: Lahan Bandara Mohammed-V
Foto-3: Lahan Bandara Mohammed-V
Nampaknya semua instansi yang terkait dengan penerbangan berada dalam
satu komplek dengan bandara, karena lahan bandaranya yang sangat besar, oleh
karena itu tempat kursus yang kami ikuti juga berada tidak jauh dari bandara
karena yang mengadakan kursus adalah ACI (Airport Council International)
bekerja sama dengan pengelola Bandara-bandara di Marocco yang bernama ONDA
(Office National des Aeroports) seperti PT. Angkasa Pura di Indonesia, begitu
pula saat kami mengikuti kunjungan ke sekolah tinggi aviasi nasional Maroko
(Civil Aviation Academy of Marocco) semacam komplek Curug-nya Maroko, sekolah
ini juga berada dalam komplek yang tidak jauh dari Bandara Mohammed Hasan V, akhirnya
kami pun menginap di Hotel Atlas Airport yang berada dalam areal yang juga
dekat dengan bandara, namun sesekali kami main ke pusat kota Cassablanca yang
cukup jauh dari Bandara Mohammad Hasan V, tapi tentu saja tidak menggunalan
taxi yang cukup mahal buat kantong orang Indonesia, kami lebih memilih
menggunakan “train yang bolak-balik antara bandara dengan “cassa de voyageurs” yang
berada di pusat kota Cassablanca”.
Foto-4 : Cirikhas wajah wanita Maroko
Dari stasiun kereta tengah kota itu sudah dekat semua, kita bisa memilih taxi kecil yang kebanyakan mobil buatan Prancis yang mereknya “Renault” atau “Citroen” model city car seperti Toyota Yaris , dari situ kita bisa pilih tujuan untuk berbelanja di pasar-pasar turis Cassablanca atau ke Masjid Besar Mohammed Hasan II yang berada di pinggiran pantai kota Cassablanca. Yang perlu diketahui dari taxi city car itu ialah: jangan kaget jika ada penumpang lain yang ikut naik karena taxi itu model angkutan umum, isinya hanya 4 seat termasuk seat disamping sopir, kita tinggal nyebutin tujuan kita si sopir akan atur jalan mana yang dilalui, tentu saja si sopir akan memilih menurunkan penumpang yang tujuannya lebih dekat, oleh karena itu jangan kaget kalau anda penumpang yang bertujuan jauh pasti akan berputar dan bisa melalui satu jalan yang sama bisa berkali-kali dilalui.
Dari stasiun kereta tengah kota itu sudah dekat semua, kita bisa memilih taxi kecil yang kebanyakan mobil buatan Prancis yang mereknya “Renault” atau “Citroen” model city car seperti Toyota Yaris , dari situ kita bisa pilih tujuan untuk berbelanja di pasar-pasar turis Cassablanca atau ke Masjid Besar Mohammed Hasan II yang berada di pinggiran pantai kota Cassablanca. Yang perlu diketahui dari taxi city car itu ialah: jangan kaget jika ada penumpang lain yang ikut naik karena taxi itu model angkutan umum, isinya hanya 4 seat termasuk seat disamping sopir, kita tinggal nyebutin tujuan kita si sopir akan atur jalan mana yang dilalui, tentu saja si sopir akan memilih menurunkan penumpang yang tujuannya lebih dekat, oleh karena itu jangan kaget kalau anda penumpang yang bertujuan jauh pasti akan berputar dan bisa melalui satu jalan yang sama bisa berkali-kali dilalui.
Foto-5 Taxi angkutan umum khas Maroko
Sebagai orang Indonesia yang berwisata dinegara yang makanannya tidak sehari-hari makan nasi, disarankan untuk tidak cari nasi setiap hari, karena memang susah nyari warung dan restaurant kecil yang menyajikan nasi seperti di Indonesia, cukup nikmati kebab turki, atau stik daging yang memang lebih lezat, atau pilih roti yang tidak keras dan nyaman masuk di kerongkongan, nanti kalau cukup seminggu baru sesekali cari nasi di restauran-restauran yang besar, biar saja membayar sedikit lebih mahal tapi selera Indonesia kita terpenuhi.
Warga Maroko juga sangat ramah, kita bisa menegur siapa saja asalkan
sopan dan memperkenalkan diri, tapi jarang sekali orang Maroko mengenal
Indonesia, mereka lebih mengenal “Bali” yang katanya bertanya balik “Is it near
Bali ?”, Wanita Maroko mayoritas berparas cantik dan berkulit putih, sepertinya
mereka mayoritas campuran darah Arab dan Perancis, sebagian besar mereka
berpakaian panjang model wanita Islam Moderen, tapi ada juga yang berpakaian
terbuka seperti orang perancis tapi yang jelas mereka ramah dan mau diajak
bicara, tapi kesulitannya adalah mereka lebih banyak berbahasa arab atau
perancis, sangat jarang orang Maroko yang bisa berbahasa Inggeris, kecuali
mereka terlihat seperti orang sekolahan
atau bekerja di airlines baik sebagai pramugari atau staf airlines, seperti
yang sempat saya kenal karena kebetulan
satu row dalam kereta, ternyata dia bekerja di Yaman Air sebagai stewardess,
dia sedang mau pulang kampungnya ke Marrakesh dalam rangka vacation, dia senang
berkenalan karena dia merasa sama-sama bekerja di dunia penerbangan.
Foto-6: Menara Masjid Mohammed Hassan - II yang bisa terlihat dari kejauhan
Kota-kota yang perlu dikunjungi di Maroko adalah Cassablanca, Marrakesh,
Rabat, Fez, Agadir di bagian Selatan dan Tangir di pantai paling Utara
berbatasan Spain (Spanyol). Tatanan kota Cassablanca ini terlihat sebagai kota
modern di Maroko, kita bisa mendapatkan tempat-tempat hiburan malam seperti
pub, restoran besar yang menyiapkan “live music” atau cafĂ© yang terbuka sampai
jam 3 pagi, tapi pusat pemerintahan Maroko berada di Kota Rabat, oleh karena
itu hampir semua kantor Embassy Negara sahabat Maroko berada di Rabat termasuk
kantor kedutaan Indonesia, kota kedua yang teramai adalah Marrakesh, tapi
banyak lagi kota-kota wisata yang patut di kunjungi asalkan waktu kunjungan
cukup banyak, karena letak antar kota-kota itu cukup jauh satu sama lain.
Foto-7. Pasar Turis di kota Marrakesh
Foto-7. Pasar Turis di kota Marrakesh
Kalau kita perhatikan acara-acara di televisi nasional Maroko, mereka
lebih banyak menampilkan nuansa Islam, setiap malam pasti ada pengajian atau
tadarrus yang waktu tayangnya cukup lama, suara azan yang berkumandang setiap
waktu sholat, hanya sedikit acara-acara yang terlihat acara music modern atau
adegan-adegan modern terbuka, tapi sesekali terlihat tarian perut ala arab, musik-musik
pengantar tentu saja banyak warna music arab yang didominasi gambus, rebana,
dan sangat kental alunan music arabnya.
Kondisi social ekonomi juga banyak mirip Negara berkembang, karena
banyak juga pengemis dijalan-jalan dan pasar turis, walau mereka berpakaian
bersih dan rapi, karena cuaca juga terkadang sangat dingin. Makanan yang paling
sering kita temui adalah stik dengan daging yang bervariasi, bisa sapi, lembu,
kambing, onta , biri-biri, kalkun, ayam atau daging ikan segar. Tapi yang jelas
cukup enjoy berada dinegeri al-maghribi dengan segala cirri khasnya.
Bahar Ilyas
Peserta Kursus
Aerodrome Certificate
Di Cassablanca - Marocco
Bahar Ilyas
Peserta Kursus
Aerodrome Certificate
Di Cassablanca - Marocco